Minggu, 25 Februari 2018

MEMPERKUAT ILMU SOSIAL MELALUI PENDEKATAN KUALITATIF

MEMPERKUAT ILMU SOSIAL MELALUI
PENDEKATAN KUALITATIF

Yoga Gandara1, Suwarma Al Muchtar ²,
1Mahasiswa Program Studi PKn SPS UPI
2Dosen Program Studi PKn SPS UPI
Email:

Abstrak
Ilmu sosial saat ini cenderung masih dipandang berada dibawah level ilmu sains. Permasalahan ilmu sosial yang paling terasa adalah hilangnya jati diri ilmu sosial melui pendekatan kualitatif, yang berimplikasi  terhadap kurang berkembangnya ilmu sosial dalam melahirkan teori baru karena masih berpijak pada teori pada ilmu sains.. Metode yang digunakan dalam kajian artikel ini yaitu studi literature. Adapun hasil dari kajian dari artikel ini yaitu: (1) perlu adanya komitmen bersama pakar ilmu sosial untuk memperkuat dasar keilmuan sosial; (2) Pendekatan kualitatif harus dijadikan dasar utama pijakan dalam melakukan penelitian; (3) Penelitian ilmu sosial harus bisa melahirkan teori baru (4) Penguatan kembali teori ilmu sosial melalui pendekata kualitatif untuk memecahkan berbagai permaslahan ilmu sosial

Kata Kunci: Ilmu sosial, Kualitatif

Abstract
Social science today tends to be still under the scientific level. The most perceived problem of social science is the disappearance of social science melui qualitative approach, which has implications for the lack of development of social science in giving birth to new theories because it still rests on the theory of science. The method used in the study of this article is the study of literature. The results of the study of this article are: (1) need a commitment with social science experts to strengthen the foundation of social science; (2) A qualitative approach should be the main basis of the research; (3) Social science research should be able to give birth to new theory (4) Reinforcement of social science theory through qualitative word to solve various social science problem

Keywords: Sosial science, Qualitative,



PENDAHULUAN
         Permasalahan mengenai penelitian apa yang tepat dalam penelitian ilmiah ilmu sosial telah lama diperdebatkan oleh banyak pihak. Dengan dalih bahwa kebenaran ilmiah harus dibuktikan secara fisik melalui angka-angka, pengaruh tradisi positivistik nyatanya telah mengacaukan kebenaran ilmiah yang dimonopoli oleh ilmu pasti. Dalam konteks ini, pemahaman yang utuh dalam memahami penelitian kualitatif dalam ilmu sosial dirasa perlu untuk disuarakan secara luas. Artikel ini menyajikan gambaran masalah, tantangan serta karakterisktik penelitian kualitatif dalam ilmu sosial.
Masalah penelitian sosial tidak terlepas dari kuatnya pengaruh pemikiran positivisme tampak dalam mencapai posisi sebagai satu-satunya norma ilmiah sebuah norma yang nyaris tanpa pernah dipertanyakan dalam kurun waktu selama ini. Telah menjadi tradisi untuk mengklaim diri paling ilmiah dan yang lain tidak ilmiah. Ilmu sosial dan ilmu non fisika lainnya dinilai tidak mencapai derajat ilmiah jika tidak menggunakan metode penelitian ilmiah seperti dalam tradisi ilmu-ilmu fisik. Hal ini tampak dampak negatif dalam ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu lainnya dan memperlemah penelitian.
Al-Muchtar (2015) sulit dibantah bahwa fenomena langkahnya teori dalam ilmu sosial dewasa ini, karena pengaruh dari penelitian positivisme yang mesti berangkat dari sesuatu teori, sehingga tradisi melahirkan teori dalam ilmu sosial tidak menjadi keunggulan.  Akibatnya ilmu sosial menjadi tumpul miskin teori, karena tidak memiliki kemampuan mengkonstruksi teori-teori baru. Karena lebih tertarik dengan berpikir ilmiahnya hanya terbatas dengan menjelaskan realitas dalam dunia fisik yang penuh kepastian. Hal ini termasuk dalam bidang ilmu pendidikan dan ilmu keguruan. Pemikiran hanya sebatas pada teori yang ada dan menggunakan teori yang tumbuh dari pemikiran dan latar belakang sosial budaya yang berbeda.

METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan sumber data pertama, sumber bahan cetak (kepustakaan), meliputi buku, jurnal, makalah dan literatur lainnya yang relvan dengan kajian artikel ini.
Teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan adalah teknik pengumpulan data kualitatif yang meliputi studi dokumentasi, dan studi pustaka. Sementara itu proses analisis data yang digunakan peneliti adalah reduksi data, display data, verifikasi dan penarikan kesimpulan (Miles & Huberman, 1992).

PEMBAHASAN
Penguatan kembali Ilmu Sosial melaui Pendekatan Kuatitatif
Kegagalan mewujudkan impian membangun ilmu sosial fisika dengan pendekatan ilmiah. Sementara itu dalam pemikiran filsafat timur tradisi pemikiran filsafat metafisika masih terpelihara dalam pendekatan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai supranatural bersumber dari Tuhan seperti terpelihara dalam pemikiran ilmu sosial profhetik yang ilmu sosial berbasis nilai-nilai ketuhanan untuk mencerdaskan kehidupan sosial berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber filsafat keilmuan (Al Muchtar, 2015).
Para penganut paham filsafat fenomenologis dan humanistik, penelitian naturalistik inkuiri dinilai dapat dijadikan alternatif untuk revitalisasi epistemologis. Berangkat dari paradigma pemikiran bahwa cara alamiah untuk mendapatkan kebenaran dengan mengolah dan menafsirkan data dan realitas empirik melalui proses pemahaman yang mendalam melewati formalistik menuju sasaran substansi untuk menemukan kebenaran ilmiah yang alamiah. Dengan memperhatikan kondisi alamiah dari fenomena yang ditelitinya sebagai mana adanya dan bukan sebagaimana seharusnya, sesuai dengan tujuan dan kegunaan dalam memecahkan masalah dengan adanya fenomena dan atau kasus aktual dalam kehidupan masyarakat. Kiranya dapat dipahami kritik pendekatan positivistik dalam bidang ilmu sosial dan humaniora dan bidang metafisika lainnya yang mengakibatkan memperlemah kualitas epistemologi keilmuannya.
Terkait dengan revitalisasi epistemologi, bidang ilmu sosial, budaya, pendidikan, humaniora dan sejenisnya sekarang sudah saatnya untuk memperkokoh kembali pendekatan kualitatif mulai tahap filosofisnya, epistemologi dan seterusnya. Dengan memahami pendekatan penelitian kualitatif seutuhnya maka akan terwujud akan tujuan dari penelitian kualitatif yaitu mencari kebenaran yang alamiah, dan dapat melahirkan teori yang baru.

Penelitian Kualitatif yang Relevan untuk Riset Pendidikan Kewarganegaraan
Ada beberapa jenis kualitatif. Berikut ini adalah penjelasan dari jenis-jenis penelitian kualitatif:
a.        Metode Etnografi.
Menurut Creswell (2015, hlm. 125) mengemukakan bahwa etnografi merupakan suatu desain kualitatif yang penelitinya mendeskripsikan dan menafsirkan pola yang sama dari nilai, perilaku, keyakinan, dan bahasa dari suatu kelompok berkebudayaan sama. Sebagai suatu proses sekaligus hasil riset, etnografi merupakan suatu cara untuk mempelajari sebuah kelompok berkebudayaan sama sekaligus produk akhir tertulis dari riset tersebut. Sedangkan sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang luas terhadap kelompok tersebut, sering kali melalui pengamatan partisipan, yang mana penelitinya menenggelamkan diri dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat tersebut, mengamati dan mewancarai para partisipan dalam kelompok tersebut. Para etnografer mempelajari makna dari perilaku, bahasa, dan interaksi di kalangan para anggota kelompok berkebudayaan sama tersebut.
 Malinowski (dalam Spradley, 1997, hlm. 3) juga, tujuan etnografi adalah memahami sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan untuk mendapatkan pandangannya mengenai dunianya. Oleh karena itu, penelitian etnografi melibatkan aktivitas belajar mengenai dunia orang lain, yang meliputi aktivitas melihat, mendengar, berbicara, berpikir, dan bertindak dengan cara yang berbeda. Dengan kata lain, etnografi tidak hanya mempelajari masyarakat, akan tetapi etnografi adalah belajar dari masyarakat.
b.        Metode Fenomenologi.
Istilah fenomenologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu phainomenon (penampakan diri) dan logos (akal). Ilmu tentang penampakan berarti ilmu tentang apa yang menampakan diri pada pengalaman subjek. Jadi pada dasarnya  fenomenologi merupakan mendapatkan penjelasan tentang realitas yang tampak.
Pada hakikatnya penelitian kualitatif mengunakan pendekatan secara fenomenologis. Artinya Peneliti berangkat kelapangan dengan mengamati fenomena yang terjadi dilapangan secara alamiah. Namun nanti yang akan membedakan masing-masing jenis penelitian itulah fokus penelitian. Apakah penelitian itu fokus ke budaya, fenomena, kasus dan sebagainya.
Ada beberapa ciri-ciri pokok fenomenologis yang dilakukan oleh peneliti fenomenologis menurut Moleong (2012, hlm. 8) yaitu: (a) mengacu kepada kenyataan, dalam hal ini kesadaran tentang sesuatu benda secara jelas (b) memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi –situasi tertentu. (c) memulai dengan diam.
c.         Metode Studi Kasus.
Menurut Bogdan dan Bikien (dalam Al Muchtar, 2015) mengemukakan bahwa studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Sekaitan dengan studi kasus, Gay dkk (2009, hlm. 426) mengemukakan bahwa metode studi kasus sebagai a qualitative approach to studying a phenomenon, focused on a unit of study or a bounded system, not a methodological choice, but a choice of what to study, an all-encompassing research method”. Melalui pemahaman ini dapat dijelaskan bahwa penelitian studi kasus merupakan pendekatan kualitatif yang digunakan untuk mempelajari fenomena yang terfokus atau terbatas pada satu unit penelitian, serta merupakan metode penelitian yang mencakup secara keseluruhan penelitian.
d.        Metode Analisis Konsep.
Menurut Peter Salim dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990, hlm. 61) mengemukakan  bahwa “analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal-usul, sebab, penyebab, sebenarnya, dan sebagainya)”. Sedangkan pengertian konsep menurut Woodruf  adalah suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda). Dari dua definisi tersebut kita dapat simpulkan bahwa definisi metode analisis konsep adalah penelitian yang memfokuskan kepada suatu konsep yang telah ada sebelumnya, agar dapat di fahami, digambarkan, dijelaskan dan implementasinya di lapangan.
e.         Metode Studi Kritis.
Metode studi kritis merupakan metode yang digunakan dalam penelitian yang berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pascamodern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status, ras, suku bangsa, jenis kelamin dan lain-lain. Peneliti feminis biasanya memusatkan perhatiannya pada masalah jender, ras, sedangkan peneliti pascamodern memusatkan pada institusi sosial dan kemasyarakatan.
f.         Metode Analisis Sejarah.
Metode analisis sejarah atau penelitian historis menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen (dalam Zuriah, 2005, hlm. 51) mengemukakan bahwa penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.

Peneltian kualitatif untuk Ilmu Sosial
Dalam penelitian ilmu sosial, kualitatif memiliki tujuan yang tidak bisa dikaji oleh penelitian lainnya. Peneliti sebagai instrumen utama memiliki peran penting dalam penentuan tujuan penelitian. Disamping itu, interpretasi data yang berkaitan dengan hasil wawancara mendalam, observasi serta teknik pengumpulan data lainnya membutuhkan analitis tingkat tinggi dari seorang peneliti. Untuk itu, tujuan penelitian kualitatif antara lain mencakup:
a.       Penelitian kualitatif bertujuan bukan sekedar menjelaskan akan tetapi jauh dari itu yaitu bertujuan menggali makna perilaku yang berada dibalik tindakan manusia.
b.      Penelitian kualitatif bermaksud memahami subyek fokus kajiannya, akan tetapi tidak untuk membuat generalisasi melainkan membuat ekstrapolasi atas makna dibalik realitas kajiannya tersebut.
c.       Tujuannya untuk mengkaji realita kehidupan secara menyeluruh, tidak dapat dilakukan hanya melalui pengalaman seseorang yang bersifat individual, tetapi harus melalui mempertimbangkan jalinan antar individu anggota kelompok masyarakat yang diteliti.
d.      Tujuan utama penelitian kualitatif adalah membuat fakta mudah dipahami (understandable) untuk itu sangat penting. 
Selain itu, penulis membandingkan tujuan penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif, setidaknya penelitian kuantatif mencakup tiga hal, yakni:
a.       Mendeskripsikan permasalahn penelitian melalui deskripsi tren atau kebutuhan akan penjelasan tentang hubungan diantara variabel.
b.      Memberikan peran utama untuk kepustakaan dengan mengemukakan pertanyaan penelitian yang akan dilontarkan dan menjustifikasi permasalahan penelitian serta menciptakan kebutuhan akan arah penelitian (pertanyaan maksud dan pertanyaan atau hipotesis penelitian).
c.       Mengumpulkan data numerik dari sejumlah besar orang dengan menggunakan berbagai instrumen dengan pertanyaan dan respon/jawaban yang telah ditetapkan sebelumnya (Creswell, 2015, hlm. 23).
Selain itu, penulis juga berusaha membandingkan tujuan penelitian kualitatif dengan penelitian campuran atau mix methods, menurut Creswell (2015) antara lain:
a.       Mengumpulkan, menganalisis, dan “mencampur” metode kuantitatif dan kualitatif dalam suatu penelitian atau serangkaian penelitian untuk memahami permasalahan penelitian.
b.      Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang permasalah dan pertanyaan penelitian daripada jika sendiri-sendiri.
Jika dibandingkan, ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dilihat dari ranah mana penelitian itu dilakukan. Ilmu alam atau sains tentu akan lebih baik dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, sementara jika membutuhkan penafsiran dapat pula menggunakan mix methods. Sementara penelitian ilmu sosial harus berlandaskan pendekatan kualitatif karena objek kajiannya sangat dinamis termasuk peneliti sendiri yang dapat menafsirkan makna secara mendalam.

Kesimpulan
Penelitian kualitatif dalam ilmu sosial saat ini menghadapi masalah dan tantangan yang besar. Ketumpulan penelitian kualitatif dalam memperbaharui teori sosial serta sangat minim melahirkan teori baru berimplikasi pula pada lemahnya peran ilmu pengetahuan sosial dalam memecahkan masalah sosial budaya dan pendidikan. Pemelintiran penelitian ilmu sosial dengan menggunakan pendekatan kuantitatif atau mix design telah membuat ilmu sosial bukan hanya menjadi tumpul namun juga lumpuh. Dalih mencari kebenaran yang sebenar-benarnya justru menjerumuskan ilmu sosial pada ketidakberdayaan menghadapi masalah-masalah sosial budaya dan pendidikan, khususnya di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Muchtar, S. (2015). Dasar Penelitian Kualitatif. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

Alwasilah, A.C. (2012). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Basrowi & Suwandi. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Creswell, J. (2013). Research Design Qualitative, Quantitative, dan Mixed Approaches. California: Sage Publications.

Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih di Antara Lima Pendekatan (Penerjemah: Ahmad Lintang Lazuardi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danial, E. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Gay, L.R, dkk. (2009). Educational Research Competencies for Analysis Application (Ninth Edition). New Jersey: Upper Saddle River.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Spradley, J. P. (1997). Metode Etnografi (Penerjemah: Misbah Zulfa Elizabeth). Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya. 

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Zuriah, N. (2005). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Kasara.




 Tulisan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMPERKUAT ILMU SOSIAL MELALUI PENDEKATAN KUALITATIF

MEMPERKUAT ILMU SOSIAL MELALUI PENDEKATAN KUALITATIF Yoga Gandara 1 , Suwarma Al Muchtar ², 1 Mahasiswa Program Studi PKn SPS UPI...